CdM Anin soal 2 Emas RI, Posisi 30 Besar, dan Harapan untuk Masa Depan
- Kembali raih dua keping emas sekaligus sejak 1992
- Indonesia dalam 10 Olimpiade terakhir
CdM Indonesia di Olimpiade 2024 Anindya Bakrie membahas soal pencapaian kontingen Merah Putih di Paris. Ia juga punya harapan untuk masa depan.
Di Olimpiade 2024, Indonesia membawa pulang dua medali emas dan satu perunggu. Emas didapat dari Veddriq Leonardo di panjat tebing dan Rizki Juniansyah di angkat besi. Sementara perunggu diraih Gregoria Mariska Tunjung dari tunggal putri bulutangkis.
Indonesia finis peringkat ke-39 di klasemen akhir perolehan medali Olimpiade, lebih baik dari urutan ke-55 di Olimpiade Tokyo 2020 — yang digelar tahun 2021 lantaran terimbas pandemi. Hasil yang sudah bikin puas Anindya selaku ketua kontingen Indonesia di Paris. Tapi dua emas ini bisa jadi cambuk untuk cabor lain di Indonesia, agar juga ikut menyumbang emas.
Evaluasi menyeluruh wajib dilakukan mengingat persaingan di olahraga dunia makin sengit, secara khusus untuk gelaran di Los Angeles 2028. Maka menyoal hasil, Anindya Bakrie selaku CdM menyebut raihan dua emas dan satu perunggu sudah cukup baik, walaupun evaluasi tetap harus dilakukan dalam usaha meningkatkan pencapaian di masa depan.
Baca juga: Klasemen Medali Olimpiade 2024: AS Juara Umum, Indonesia di Atas Israel |
“Dari 12 cabang olahraga baru tiga yang dapat medali, tentunya kita harus coba lebih banyak lagi. Akan tetapi saya tahu perubahan-perubahan lagi dibuat, tapi negara lain gak tinggal diam,” katanya di Rumah Garuda, Paris, Minggu (12/8).
“Kita bilang mau masuk G20-nya olahraga, saya rasa itu mungkin karena kalau mau masuk 20 besar itu harus 4 atau 5 medali emas. Bayangkan dua sudah bagus, kita harus cari tiga lagi. Jadi kalau itu terwujud kita bisa masuk G20.”
“Evaluasi harus dilakukan, tapi paling tidak perubahan sudah mulai dilakukan, infrastruktur mendukung, Pak Jokowinya juga, insan-insan olahraga, undang-undang juga sudah ada. Jadi tinggal melanjutkan saja oleh Pak Prabowo nanti, agar semakin maju.”
Baca juga: Klasemen ASEAN di Olimpiade 2024: Indonesia Finis di Bawah Filipina |
Kembali raih dua keping emas sekaligus sejak 1992
Dengan target dua emas terpenuhi dari Olimpiade 2024, Anindya berharap ini jadi modal untuk atlet, pelatih, dan khususnya federasi agar berbenah sehingga tidak tertinggal jauh dari negara-negara raksasa Olahraga.
“Saya rasa sudah (sesuai target), tapi sebagai manusia pengin lebih, lebih banyak lagi emasnya, pengin lebih banyak dari olahraga yang lain,” katanya.
“Tapi saya bangga atlet sudah berjuang sangat maksimal dan dukungan dari pelatih, tim, dan federasi juga ada. Jadi Olimpiade itu olahraga beregu bukan individu.Bukan cuma dari atlet, tapi ofisial, pelatih, pembina, dan federasinya. Hasilnya tidak malu-maluin-lah, kita bisa 38-39 besar, lebih baik dari sebelumnya. Semoga ini jadi panutan ke depannya,” demikian Anindya.
Baca juga: Rumah Garuda: Rumah Kedua Atlet Indonesia di Paris |
Menilik medali raihan Indonesia, secara spesifik menyoal keping emas, pencapaian di Olimpiade 2024 ini adalah yang terbaik dari para pahlawan olahraga Merah Putih sejak 1992.
Di Barcelona 1992, Indonesia meraih keping-keping emas pertama Olimpiade lewat Alan Budikusuma dan Susy Susanti. Torehan dua emas tersebut ikut membantu Merah Putih finis di posisi ke-24 klasemen akhir perolehan medali.
Setelah itu, selama tujuh edisi Olimpiade berturut-turut, Indonesia belum pernah lagi meraih dua keping emas sekaligus. Tahun ini hal itu bisa disamai lewat aksi Veddriq dan Rizki yang masing-masing mempersembahkan emas.
Raihan Veddriq, Rizki, dan Gregoria di Paris 2024 juga membuat Indonesia menyudahi Olimpiade 2024 dengan berada di posisi ke-39 klasemen akhir perolehan medali. Sejak berada di posisi ke-38 klasemen akhir perolehan medali pada Olimpiade Sydney 2000, pencapaian pada tahun ini adalah finis terbaik bagi Merah Putih di Olimpiade.
Indonesia dalam 10 Olimpiade terakhir
Olimpiade | Kontingen | Emas | Perak | Perunggu | Total | Posisi |
1988 Seoul | 29 | 0 | 1 | 0 | 1 | 36 |
1992 Barcelona | 42 | 2 | 2 | 1 | 5 | 24 |
1996 Atlanta | 40 | 1 | 1 | 2 | 4 | 41 |
2000 Sydney | 47 | 1 | 3 | 2 | 6 | 38 |
2004 Athena | 38 | 1 | 1 | 2 | 4 | 48 |
2008 Beijing | 24 | 1 | 1 | 4 | 6 | 40 |
2012 London | 22 | 0 | 2 | 1 | 3 | 60 |
2016 Rio | 28 | 1 | 2 | 0 | 3 | 46 |
2020 Tokyo | 28 | 1 | 1 | 3 | 5 | 55 |
2024 Paris | 29 | 2 | 0 | 1 | 3 | 39 |
(mrp/krs)